KERAJAAN SAMODERA PASAI

KERAJAAN SAMODERA PASAI

 

 

 Kerajaan Samodera Pasai terletak di Pantai utara Aceh, pada muara Sungai Psangan (Pasai). Pada masa pemerintahan Zahir II Pasai dipindahkan ke Lhoksumawe. Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Pasai menjadi pusat perdagangan dan studi Islam di Nusantara. Sekitar abad 7 dan berkembang di abad 13 M.

 

 

Peta letak Kerajaan Samodera Pasai


  Belum begitu banyak sumber Arkeologis dari kerajaan Samodera Pasai ini namun ada beberapa penemuan penting yang bisa digunakan untuk menggambarkan berdirinya sampai berkembangnya kerajaan ini, beberapa Sumber Sejarah Kerajaan Samodera Pasai antara lain:

 

 a. Berita Marcopolo dari Venesia yang pernah singgah di Sumatra dan menjumpai orang Islam

 

 b. Adanya batu  nisan Malik Al Saleh berangka tahun 1297 M, dia adalah raja pertama Samodera Pasai yang sebelumnya bernama Marah Silu. Setelah masuk Islam dia diberi gelar dan Nama oleh Syarif Mekah ” Sultan Malik Al Saleh”

 

 c. Ibnu Batutta seorang utusan Sultan Delhi (India) dalam perjalanan ke Cina singgah di Samodera Pasai

 

 

Catatan lain mengenai kerajaan ini dapat diketahui dari tulisan Ibnu Battuta, seorang pengelana dari Maroko. Menurut Battuta, pada tahun 1345, Pasai merupakan kerajaan dagang yang makmur. Banyak pedagang dari Jawa, Cina, dan India yang datang ke sana. Hal ini mengingat letak Pasai yang strategis di Selat Malaka. Dengan mengeluarkan Mata uang ”Koin Emas” yang disebut deureuham (dirham).

 

 

Raja – Raja Samodera Pasai

 

Raja-raja Samodera Pasai bergelar ”Sultan”. Gelar tersebut Diberikan secara langsung oleh Syekh Syarif Mekah dengan mengirimkan utusannya untuk mengIslamkan Marah Silu. Yang sekarang berganti nama menjadi Sultan Malik As Saleh tahun 1267 Masehi

 

Raja-Raja yang pernah memerintah di Kerajaan Samodera Pasai.

 

1.    Sultan Malik Al Saleh (Marah Silu) (1267-1297)

Pendiri Kerajaan Samodera Pasai. Gelar “Sultan” Diberikan secara langsung oleh Syekh Syarif Mekah dengan mengirimkan utusannya untuk mengIslamkan Marah Silu. Yang sekarang berganti nama menjadi Sultan Malik As Saleh

 

 

2.    Sultan al Malikush Zahir (Sultan Muhammad) (1297-1326)

 

Pada masa pemerintahan Sultan al Malikush Zahir dua kerajaan besar bersatu, yakni Kerajaan Perlak disatukan dengan Kerajaan Samudra Pasai. Karena Sultan al Malikush Zahir menikah dengan putri dari Kerajaan Perlak.

Pada masa pemerintahan Sultan al Malikush Zahir, koin emas sebagai mata uang telah diperkenalkan di Pasai, seiring dengan berkembang waktu Kerajaan Samodera Pasai berkembang menjadi salah satu kawasan perdagangan sekaligus tempat pengembangan dakwah agama Islam. Sekitar tahun 1326 Sultan al Malikush Zahir meninggal dunia dan digantikan oleh anaknya Sultan Malikush Zahir II (Sultan Mahmud Malik az-Zahir).

 


3.    Sultan Malikush Zahir II (1326-1348)

 

Raja yang bernama asli Ahmad  ini sangat teguh memegang ajaran Islam dan aktif menyiarkan Islam ke negeri-negeri sekitarnya. Akibatnya, Pasai berkembang sebagai pusat penyebaran Islam. Pada masa pemerintahannya, Pasai memiliki armada laut yang kuat sehingga para pedagang merasa aman singgah dan berdagang di sekitar Samudra Pasai

 

Pada masa pemerintahannya ada utusan dari India yang bernama Ibnu Batutta seorang utusan Sultan Delhi (India) yang dalam perjalanannya ke Cina singgah sementara di Samodera Pasai kemudian menceritakan bahwa Sultan di negeri Samatrah (Samudera) menyambutnya dengan penuh keramahan, dan penduduknya menganut ajaran agama Islam.

 

Menurut Ibnu Batutta, Sultan Zahir II adalah:

 

1.    Aktif memajukan ilmu pengetahuan dan mengembangkan kerajaan

 

2.    Sangat kuat imannya dengan bermadzhab syafii.

 

3.    Sangat rajin mengajarkan agama dengan bantuan guru agama

 

4.    Memiliki armada yang besar sehingga Pasai menjadi bandar yang banyak dikunjungi pedagang untuk memperoleh barang dagangan, seperti rempah-rempah, emas dll.

 

5.    Menjadikan Pasai pusat agama Islam dan kegiatan ilmu pengetahuan dengan madhzab syafii

 

6.    Dalam pemerintahannya Zahir II mengangkat seorang Qodil (Pejabat Tinggi)

 


4.    Sultan Zainal Abidin (1350)

 

Kerajaan Samodera Pasai mengalami kemunduran bahkan sampai mengalami keruntuhan

 


5.    Sultan Iskandar (1412)

 

Kerajaan Samodera Pasai mengadakan hubungan persahabatan dengan Tiongkok, sejak datangnya Laksamana Ceng Ho. Tiongkok melindungi Pasai dari setiap ancaman dari luar. Pada masa jayanya, Pasai merupakan pusat perniagaan penting di kawasan itu, dikunjungi oleh para saudagar dari berbagai negeri, seperti Cina, India, Siam, Arab dan Persia. Dengan Komoditas utama adalah lada.

 

 

Bidang Pemerintahan

Di bidang agama, Samudera Pasai menjadi pusat studi Islam. Kerajaan ini menyiarkan Islam sampai ke Minangkabau, Jambi, Malaka, Jawa, bahkan ke Thailand. Dari Kerajaan Samudra Pasai inilah kader-kader Islam dipersiapkan untuk mengembangkan Islam ke berbagai daerah. Salah satunya ialah Fatahillah. Ia adalah putra Pasai yang kemudian menjadi panglima di Demak kemudian menjadi penguasa di Banten.


Bidang Ekonomi

Samudera Pasai merupakan urat nadi pelayaran dan perdagangan Internasional di Selat Malaka sehingga Pasai mendapat bea cukai dari kapal-kapal pedagang dan menyediakan hasil bumi.

 

Bidang Sosial Budaya

Budaya yang terkenal yaitu berupa batu nisan, masjid, kaligrafi, dll.
Agama Islam merupakan agama yang dianut oleh masyarakat Pasai, walau pengaruh Hindu dan Buddha juga turut mewarnai masyarakat ini. Dari catatan Ma Huan membandingkan dan menyebutkan bahwa sosial budaya masyarakat Pasai mirip dengan social budaya Malaka, seperti bahasa, maupun tradisi pada upacara kelahiran, perkawinan dan kematian. Kemungkinan kesamaan ini memudahkan penerimaan Islam di Malaka dan hubungan yang akrab ini dipererat oleh adanya pernikahan antara putri Pasai dengan raja Malaka

 

Kemunduran Kerajaan Samodera Pasai

 

Kemunduran Pasai pada masa Sultan Zainal Abidin karena dianggap beliau masih terlalu kecil dan belum mampu menjalankan roda pemerintahan. Selain itu juga ada serbuan dari pihak luar.

 

Faktor keruntuhan Pasai :

 

a.    Serbuan dari Kerajaan Siam, pada masa itu kerajaan Siam mengirimkan  4000 tentaranya untuk menghancurkan Pasai. Tentara Siam menculik dan menawan Sultan Zainal Abidin dan dibawa ke Siam, sehingga para pembesar Pasai berembug dan datang ke Siam dengan membawa upeti sebagai tebusan. Dari hal tersebut berhasillah strategi Siam menakhlukan Pasai.


b.    Serangan Kerajaan Majapahit,  pasukan Pasai kalah kuat dengan pasukan Majapahit, dan akhirnya Pasai menyerah dan tunduk pada Majapahit


c.    Serbuan dari Nakur (Aceh Dalam), Sultan Zaenal Abidin tewas, dan permaisurinya bersandiwara dengan membuat sayembara, ”barang siapa bisa membalas kematian Zaenal Abidin maka akan dijadikan suaminya.”


d.    Berdirinya Malaka, setelah Malaka berdiri tahun 1400 M keadaan Pasai terdesak oleh Malaka. Karena Malaka letaknya sreategis dan memudahkan untuk berkembang pesat karena banyak didatangi kapal pedagang-pedagang asing

 

0 Comments:

Post a Comment