Gerakan Transformasi Ki Hajar Dewantara dalam Perkembangan Pendidikan Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan

        

Ki Hajar Dewantara dinobatkan sebagai Bapak Pendidikan Nasional karena jasanya dalam bidang pendidikan di Indonesia. Ki Hajar Dewantara adalah tokoh yang berjuang keras untuk memajukan bidang pendidikan di Indonesia. Pada Zaman dahulu sebelum kemerdekaan tahun 1854 beberapa bupati  menginisiasi pendidikan sekolah  hanya untuk calon calon pegawai. Sekolah hanya ditujukan kepada orang orang tertentu. Kemudian lahir Sekolah Bumi Putera yang terdapat 3 kelas saja pada tahun yang sama. Rakyat hanya diberikan penididikan berupa membaca, menulis, dan berhitung seperlunya.Tahun 1922 lahirlah sekolah taman siswa di Yogyakarta. Taman siswa adalah jiwa rakyat untuk merdeka. Merdeka memperoleh pendidikan. Adapun Perbedaan perkembangan pendidikan sebelum kemerdekaan dan sesudah bisa terlihat dalam penjelasan berikut:

 

 

 

1.      Siswa

 

Tahun 1901, Belanda mulai memperkenalkan sistem pendidikan formal bagi penduduk Hindia Belanda (Indonesia).  Namun pendidikan formal dibagi berdasarkan kelas sosial dan keturunan. Baru anak pejabat dan bangsawan pribumi yang bisa mengenyam pendidikan formal.. Pada zaman dahulu pendidikan juga diperuntukan untuk laki laki, sementara wanita tidak boleh mengenyam pendidikan. Karena pada hakikatnya perempuan akan menunduk kepada ayah, saudara laki-lakinya dan suaminya.Sesudah kemerdekaan semua bisa mengenyam pendidikan tanpa terkecuali.

 

 

 

2.      Kebudayaan

 

Pendidikan Zaman sebelum kemerdekaan tidak memperhatikan soal kebudayaan. Lebih mementingkan intelektualitas serta materialistis. Setelah kemerdekaan meski terkadang terdapat system barat, anak anak diberikan pendidikan yang kultural nasioanl yang semuanya ditujukan kearah keluhuran manusia, bangsa, tidak dengan memisahkan diri dari kesatuan kemanusiaan.

 

 

 

3.      Sistem Pendidikan 

 

Sistem pendidikan zaman kolonial dilakukan dengan perintah dan sanksi. Di sekolah masih ada yang memberlakukan sangsi hukuman. Murid mendapat hukuman fisik, pelecehan, dan direndahkan.. Siswa tidak diberi kebebasan berpendapat dan mengembangkan bakat Selain itu pembelajaran hanya terkait membaca, menulis dan berhitung.

 

 

 

 

            Pada zaman sekarang khususnya anak dibolehkan untuk berpendapat, mmemilih apa yang menjadi keinginan. Guru menganut filsafat pendidikan  Ki Hajar Dewantara bahwasanya Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak- anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. 

 

 

 

 

 

Teori Perkembangan Rentang Hidup Erikson

Erikson mengembangkan teori psychosocial development, yaitu bagaimana kebutuhan individu seseorang (psycho) tergabung dengan keperluan dan tuntutan masyarakat (social). Erikson mengajukan 8 tahapan yang harus kita lewati dalam proses perkembangan kita. Pada setiap tahapan tersebut, terdapat sebuah konflik yang harus dihadapi dan di selesaikan agar kita memiliki perkembangan yang normal. 

 


 

Terdapat delapan tahap perkembangan yang terungkap ketika manusia melalui rentang  kehidupannya yaitu:

 

 

ü  Trust vs Mistrust (Kepercayaan vs Ketidakpercayaan) adalah tahap psikososial pertama Erikson. Tahap ini terjadi pada tahun pertama kehidupan manusia. Perkembangan kepercayaan membutuhkan pemeliharaan yang penuh kehangatan. Hasil positif keberhasilan dalam tahapan perkembangan ini adalah perasaan nyaman dan minim rasa takut. Ketidakpercayaan terjadi ketika bayi diperlakukan terlalu negatif atau diabaikan. 

 

 

ü  Autonomy vs Shame & Doubt (Otonomi vs Malu dan Ragu) adalah tahap psikososial kedua Erikson. Hal ini terjadi pada akhir masa bayi dan balita. Setelah memperoleh kepercayaan pengasuh mereka, bayi mulai menemukan bahwa perilaku mereka adalah mereka sendiri. Mereka menyatakan kebebasan mereka dan menyadari kemauan mereka. Jika bayi terlalu banyak dibatasi atau dihukum terlalu keras, mereka mengembangkan rasa malu dan ragu.

 

 

ü  Initiative vs Guilt (Inisiatif vs Rasa bersalah) adalah tahap psikososial ketiga Erikson. Hal ini terjadi pada usia 3 sampai 5 tahun. Di usia ini anakanak harus terlibat secara aktif, perilaku yang memiliki tujuan yang melibatkan inisiatif. Anak-anak mengembangkan perasaan bersalah tidak nyaman jika mereka melihat diri mereka sebagai individu yang tidak  bertanggung jawab atau dibuat merasa cemas yang berlebihan.

 

 

ü  Industry vs Inferiority (Industri vs Inferioritas) adalah tahap psikososial Erikson keempat. Tahap ini terjadi pada usia 6 tahun sampai pubertas atau remaja awal. Di tahap ini, anak mengarahkan energi mereka terhadap pengetahuan dan menguasai keterampilan intelektual. Bahaya di tahuntahun sekolah dasar adalah berkembangnya rasa rendah diri, tidak produktif, dan ketidakmampuan.

 

 

ü  Identity vs Role Confusion (Identitas vs Kebingungan identitas) adalah tahap psikososial Erikson kelima. Tahap ini terjadi pada usia remaja. Di tahap ini, individu mulai mencari tahu siapa mereka, mengenai apa yang mereka mau, dan dimana mereka hidup nantinya. Di tahap ini, para remaja dihadapkan dengan banyak peran baru dan status dewasa. Remaja perlu diizinkan untuk mengeksplorasi jalan yang berbeda untuk mencapai identitas yang sehat. Jika mereka tidak cukup mengeksplorasi peran yang berbeda dan gagal untuk mengukir jalan yang positif di masa depan, mereka akan tetap bingung mengenai identitas mereka.

 

 

ü  Intimacy vs Isolation (Intimasi vs Isolasi) adalah tahap psikososial Erikson keenam. Tahap ini terjadi pada masa dewasa awal (20 - 30 tahunan). Tugas perkembangan adalah membentuk hubungan positif yang erat dengan orang lain. Bahaya dari tahap ini adalah bahwa seseorang akan gagal untuk membentuk hubungan intim dengan pasangan romantis atau teman dan menjadi terisolasi secara sosial.

 

 

ü  Generativity vs Stagnation (Pembangkitan vs Stagnasi) adalah tahap psikososial Erikson ketujuh. Tahap ini terjadi pada masa dewasa pertengahan (40 - 50 tahunan). Pembangkitan berarti mentransmisi sesuatu yang positif kepada generasi berikutnya. Hal ini dapat melibatkan peran seperti pengasuhan dan pengajaran di saat orang dewasa membantu generasi berikutnya dalam mengembangkan hidup yang bermanfaat. Sementara, stagnasi diartikan sebagai perasaan telah tidak melakukan apa-apa lagi untuk membantu generasi berikutnya.

 

 

ü  Integrity vs Desperate (Integritas vs Putus asa) adalah tahap psikososial Erikson kedelapan. Tahap ini terjadi pada masa dewasa akhir (60 tahun-meninggal). Orang dewasa cenderung untuk meninjau kehidupan mereka, mencerminkan pada apa yang telah mereka lakukan. Jika evaluasi retrospektif positif, mereka mengembangkan rasa integritas. Artinya, mereka melihat hidup mereka sebagai hidup yang terintegrasi secara positif dan layak. Sebaliknya, orang dewasa menjadi putus asa jika melirik ke belakang mereka, terutama mengenai hal negatif.

 

 

 

 

 

Aksara Murda: Pengertian, Fungsi, Aturan Penggunaan dan Contoh


Aksara Jawa atau huruf jawa digunakan oleh masyarakat Jawa sejak abad ke-15, yang dahulu penggunaanya masih dalam wujud sastra, prosa maupun tulisan. Huruf Jawa terdiri dari 20 huruf, mulai dari huruf pertama 'ha' dan huruf terakhir ke duapuluh 'nga'. Penulisan huruf Jawa ditulis mulai dari kiri ke kanan sama seperti huruf latin tetapi ada sedikit perbedaan yaitu dengan system “ngandul” atau dibawah garis buku dalam satu barisnya dan tanpa spasi.

 

 

 Aksara Jawa jumlahnya ada 20. Setiap satu huruf dasar (Legena) memiliki pasangan yang penulisannya bisa disamping dan bisa dibawah huruf tersebut. Fungsi dari Pasangan adalah untuk membentuk huruf mati/konsonan ditengah kata atau kalimat.

 

 

 

Selain aksara carakan atau legena, aksara jawa juga ada macam lainnya, yakni yang sering disebut dengan Aksara Murda, Aksara Swara, dan Aksara rekan. Aksara ini biasanya digunakan dalam penulisan aksara Jawa yang memiliki nilai penting atau besar agar penulisan aksara Jawa lebih mudah dibaca dan dipahami.

 

 

Lebih jelas dan lengkapnya kita simak ulasan dibawah ini sampai selesai. Mulai dari pengertian penulisan dan contohnya.

 

 

Aksara Murda 

 

Aksara Murda adalah huruf khusus yang digunakan untuk melengkapi huruf kapital dalam penulisan aksara Jawa. Huruf ini hanya dipakai saat menuliskan kalimat yang memiliki nilai penting atau besar.

 

 

Penulisan aksara murda ini tidak boleh sembarangan, karena masing-masing telah memiliki fungsi sebagai petanda huruf kapital. Bila diterapkan pada kata-kata yang tidak memerlukan huruf kapital di dalamnya, tentu saja ini akan menjadi frasa atau kalimat kurang tepat, sebab hal tersebut sudah keluar dari kaidah penulisan.

 

 

Fungsi Aksara Murda

Aksara murda digunakan untuk tujuan berikut:

 

1.         Untuk menuliskan nama seseorang.

 

2.        Untuk menuliskan gelar kehormatan. seperti gelar kedudukan, pangkat maupun gelar akademis. Contohnya Prabu, Senopati, Gubernur, Bupati, Kyai, dan yang lainnya

 

3.        Untuk menuliskan nama instansi atau lembaga pemerintahan, sekolah, perusahaan, organisasi maupun komunitas.

 

4.        Untuk menulis nama tempat. Contohnya Jakarta, Surabaya, Malang.

 

 

Aksara Murda jumlahnya hanya 8 huruf. Aksara murda cacahe mung 8. yaitu: Na, Ka, Ta, Sa, Pa, Ga, Ba, Nya. Dan memiliki pasangannya masing masing.        


Pasangan Aksara murda
 

Aturan Penulisan Aksara Murda

 

Penulisan aksara murda terdapat beberapa aturan yang wajib digunakan. Karena itu, penting untuk memahami agar tidak salah kaprah dalam penggunaannya. Berikut beberapa aturan yang bisa digunakan:

 

1.           Aksara murda tidak bisa dijadikan huruf mati. Tidak bisa digunakan sebagai akhiran suku kata.

 

2.          Aksara murda memiliki pasangan agar mudah dibaca.

 

3.          Aksara murda hanya digunakan jika di dalam kalimat, terdapat nama orang, lembaga, gelar, dan lokasi geografis wilayah.

 

4.          Seperti yang diketahui, aksara murda hanya memiliki 8 huruf saja. Misalnya ditemukan gelar/nama yang huruf depannya tidak ada di daftar aksara murda maka bisa disisipkan aksara tersebut di tengah maupun akhir dalam kata tersebut. Dan jika masih belum adan baru memakai huruf aksara Jawa lainnya.

 

5.          Dalam satu kata, hanya memerlukan 1 aksara murda. Tidak harus semuanya.

 

6.          Aksara murda tidak bisa untuk huruf mati (sigeg) untuk penutup kata. Jika memakai huruf mati maka memakai aksara Jawa biasa.

 

 

Contoh penulisan Aksara Murda

Text Box: Penulisan Salah  a. Ratu Kalinyamat

 

 

 

  b. Bupati Jepara

 

 

 

1. Indonesia =  I[nFo!esiyh

2. Walikota Surakarta = wli[kot$urk/t

     3. Gubernur Jawa Tengah asmane Ganjar = &ube/nu/jwtezhasMne&nJ/

 


 

 Contoh Penulisan Aksara Murda Yang Benar

 



Penulisan menggunakan aksara Jawa dalam kalimat “a” salah, karena kalimat tersebut menunjukan nama yang memiliki jabatan di pemerintahan sehingga seharusnya penulisannya seperti point “b” menggunakan aksara murda.

 

 

 

Gimana? Sudah mulai paham kan aturan penulisan aksara murda dalam bahasa Jawa. Semoga pelajaran Aksara murda ini bisa jadi pelajaran buat Kita yang ingin mendalami tentang aksara Jawa ya!

 

semoga bermanfaat! tetap Semangat!

 

 

 

 

Pengertian dan Contoh (LKPD) Lembar kerja Peserta Didik pada Kurikulum Merdeka

Lembar 1 LKPD

 

 

LKPD adalah singkatan dari Lembar Kerja Peserta Didik. LKPD merupakan lembar kerja yang biasanya digunakan oleh guru untuk memberikan tugas kepada siswa di sekolah dasar atau tingkat pendidikan lainnya. Tujuan dari LKPD adalah untuk melatih dan mengevaluasi pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan.

 

 

 

LKPD merupakan alat bantu pembelajaran yang berisi serangkaian kegiatan atau tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Fungsinya adalah untuk membantu proses pembelajaran dengan memberikan panduan dan latihan kepada siswa sesuai dengan materi yang sedang dipelajari.

 

 

 

LKPD pada tingkat sekolah dasar biasanya disusun oleh guru sebagai bagian dari rencana pembelajaran. Isinya dapat beragam, tergantung pada tujuan pembelajaran dan materi pelajaran yang sedang diajarkan. Biasanya, LKPD dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tingkat pemahaman dan kemampuan siswa di sekolah dasar. Isinya bisa berupa soal-soal latihan, pertanyaan diskusi, atau aktivitas lain yang mendukung pemahaman konsep-konsep pembelajaran.

 

 

baca juga : Contoh LKPD dan Rangkuman Materi SD

 

 

LKPD juga dapat menjadi media yang penting bagi guru untuk menyampaikan nilai-nilai kebaikan kepada peserta didik. LKPD berkualitas harus berisi informasi materi secara ringkas, rangkaian soal-soal, latihan, atau aktivitas yang harus dikerjakan oleh siswa sebagai bagian dari proses belajar mengajar. Isinya dapat berupa pertanyaan pilihan ganda, menjodohkan, mengisi kekosongan, atau tugas-tugas kreatif lainnya yang sesuai dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari.

 

 

Contoh LKPD Sekolah Dasar

 

 

lembar 2 LKPD


 

Lembar 3 LKPD

 

 

Lembar 4 LKPD


 

FILE PDF ada di sini >>>>> Mapel IPAS Kelas 4 <<<<<