Pentingnya Implementasi Asesmen Diagnostik Kognitif dan Non Kognitif dalam Kurikulam Merdeka


Dalam Kurikulum Merdeka, guru harus memahami apa itu asesmen diagnostik. Asesmen Diagnostik merupakan penilaian/asesmen kurikulum merdeka yang dilakukan secara spesifik dengan tujuan untuk mengidentifikasi atau mengetahui karakteristik, kondisi kompetensi, kekuatan, kelemahan model belajar peserta didik, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta didik yang beragam (kepmendikbud No.719/P/2020).

 

 

    Asesmen diagnostik adalah  penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan  peserta didik dalam menguasai materi tertentu. Harapannya, dengan asesmen ini, guru bisa mencari tahu apa penyebab kelemahan-kelemahan peserta didik tersebut.

 

 

    Setelah  guru melakukan  asesmen diagnostik, langkah selanjutnya adalah dengan menggunakan hasil asesmen diagnostik kepada peserta didik dapat digunakan sebagai acuan untuk memberikan tindak lanjut kepada peserta didik, yaitu berupa tindakan yang tepat sesuai kebutuhan peserta didik.

 

    Asesmen diagnostik dibagi menjadi dua yaitu asesmen diagnostik non-kognitif dan asesmen diagnostik kognitif.

 

 

        baca juga: Materi MPLS Anti Bullying di Sekolah

 

 

1.    Asesmen diagnostik non kognitif

 

    Asesmen diagnostik non kognitif dapat dilakukan dengan meminta siswa mengekspresikan perasaannya selama belajar di rumah dan menjelaskan aktivitasnya lewat bercerita, menulis, atau menggambar.

 

Adapaun tujuan asesmen diagnostik non kognitif adalah:

 

1.     Mengetahui kesejahteraan psikologi dan sosial emosi siswa

2.     Mengetahui aktivitas selama belajar di rumah

3.     Mengetahui kondisi keluarga siswa

4.     Mengetahui latar belakang pergaulan siswa

5.     Mengetahui gaya belajar, karakter serta minat siswa

 

 

2.    Asesmen Diagnostik kognitif

 

    Asesmen diagnostik bertujuan mendiagnosis kemampuan dasar siswa terhadap sebuah topik atau mata pelajaran. Guru melakukan asesmen ini untuk menyesuaikan tingkat pmbelajaran dengan kemampuan siswa, bukan untuk mengejar target kurikulum. Asesmen ini dapat dilakukan secara rutin atau berkala.

 

Adapun tujuan asesmen diagnostic kognitif adalah 

 

1.     Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa

2.     Menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan kompetensi rata-rata siswa

 

 

 Materi MPLS : Asesmen Diagnostik Non - Kognitif dan Kognitif

 

 

Materi MPLS: Lambang Negara

 

 

Materi MPLS : Pandhawa

 

Pengertian, Cara Mengatasi dan Contoh Bullying - Anti Bullying dalam lingkungan Sekolah

Bullying merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus.

 


 

Bullying atau perundungan salah satu tindakan tidak baik atau tidak yang dapat mengakibatkan hal yang fatal bagi korbanya. Kasus perundungan atau pembulyan kerap ditemukan dimana saja salah satunya di sekolah. Oleh karena itu perlu adanya sosialisasi bulting bagi peserta didik agar lingkungan sekolah aman, nyaman, tentram jauh dari perundungan maupun pembulyan.


Salah satu contoh bullying yaitu menjauhi atau mengucilkan teman di sekolah. Dengan melakukan hal ini teman yang kamu jauhi akan merasa sedih, tertekan, dan membuatnya merasa tidak nyaman bahkan minder.


Penting diketahui anak korban bullying ini mendapat perlindungan Undang-Undang. Kamu bisa terancam pidana jika nekat melakukan bullying.


Beberapa Tips untuk mengatasi dan mencegah bullying di lingkungan sekolah

 

 

1.     Beri Edukasi tentang Bullying

Penting untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang apa itu bullying, mengapa itu salah, dan dampak negatifnya.

 

2.    Fasilitasi Komunikasi Terbuka

Buatlah lingkungan di sekolah di mana siswa merasa nyaman untuk berbicara tentang masalah mereka tanpa takut dicemooh atau diejek.

 

3.    Pendidikan Empati

Ajarkan kepada siswa untuk mengerti dan menghargai perasaan orang lain. Ini bisa dilakukan melalui permainan peran atau diskusi kelompok.

 

4.    Buat Kelompok Dukungan

Bangun program kelompok kecil atau klub di sekolah yang fokus pada membangun persahabatan, kepercayaan diri, dan mengatasi masalah sosial.

 

5.    Libatkan Orangtua dan Wali

Melibatkan orangtua dalam upaya mencegah bullying dapat meningkatkan efektivitasnya, mereka dapat mendukung anak-anak mereka dan mengajarkan nilai-nilai positif.

 

6.    Adakan Pelatihan untuk Guru dan Staf

Berikan pelatihan kepada staf sekolah tentang cara mengidentifikasi dan menangani situasi bullying, serta cara mendukung korban dan pelaku.

 

7.    Buat Aturan Jelas dan Konsekuensi

Pastikan bahwa sekolah memiliki kebijakan yang jelas terkait bullying, termasuk sanksi bagi pelaku. Hal ini perlu dikomunikasikan dengan baik kepada semua siswa.

 

8.    Fasilitasi Program Pendidikan Karakter

Ajarkan siswa tentang nilai-nilai seperti empati, toleransi, dan saling menghargai.

 

9.    Promosikan Kegiatan Positif dan Pengembangan Diri

Fokuskan pada kegiatan yang membangun kepercayaan diri dan keterampilan sosial, seperti klub olahraga, seni, atau kegiatan ekstrakurikuler lainnya.

 

10. Berikan Dukungan untuk Korban dan Pelaku

Penting untuk memberikan dukungan kepada korban, namun juga penting untuk membantu pelaku agar bisa memahami dan mengubah perilaku mereka.

 

         bacajuga : Referensi Jadwal MPLS di Sekolah Dasar



Contoh Bullying di Sekolah

 

1. Bullying Fisik

 

Bullying fisik, yang sangat berpotensi membuat korbannya menjadi trauma. Bullying fisik lebih mudah dikenali daripada yang verbal karena bisa dilihat kasat mata, baik tindakannya maupun akibatnya.

Contoh tindakan perundungan fisik, misalnya melempari teman dengan alat tulis, menghadang teman saat akan lewat, bahkan tindakan yang lebih parah adalah memukul, menonjok, dan sejenisnya.

 

 

2. Bullying Verbal

 

Perundungan secara verbal bisa dikatakan yang paling sering terjadi. Bahkan sering kali bullying verbal tidak disadari oleh pelakunya sendiri karena menganggapnya hanya sebagai candaan saja. Bullying verbal ini dapat menyebabkan korbannya menjadi insecure.

 

Contoh bullying verbal misalnya, mengolok-olok teman ketika nilainya tidak bagus, menyebut teman dengan julukan yang tidak baik, memanggil anak dengan nama orang tuanya, dan sebagainya.

 

 


3. Bullying Sosial

 

Perundungan secara sosial memiliki dampak yang tidak kalah menakutkan. Bullying sosial ini biasanya akan menyebabkan korbannya menjadi tidak mau bergaul dengan orang lain.

Sayangnya, tindakan perundungan sosial ini justru kerap ditampilkan dalam drama-drama televisi yang disukai anak remaja. Perundungan sosial adalah tindakan bullying yang dilakukan sekelompok orang kepada orang lain.

 

Contoh bullying sosial meliputi meninggalkan seseorang dengan sengaja, memberi tahu orang lain supaya tidak berteman dengan seseorang, menyebarkan gosip tentang seseorang, mempermalukan orang lain di depan umum.

 

 materi MPLS : Anti Bullyying di sekolah

 

4. Bullying Seksual

 

Perundungan secara seksual juga sering terjadi di sekolah. Contoh yang paling sering terjadi yaitu pelecehan seksual atau sexual harassment.

Dampak paling buruk yang bisa terjadi adalah korban berpotensi menjadi pelaku di masa depan. Ada banyak ragam tindakan yang termasuk kekerasan seksual.

 

Contohnya seperti mengirimkan atau mempertontonkan konten pornograrfi, menceritakan lelucon seksual atau aktivitas seksual yang membuat tidak nyaman, meminta atau memaksa melakukan hubungan seksual, hingga prostitusi dan juga eksploitasi seksual.

 

 

5. Financial Bullying

 

Bullying ini dilakukan dengan memaksa korban untuk menyerahkan uang yang dimilikinya. Contohnya memaksa korban bullying untuk memberikan uangnya, walau harus membuat korban terluka.

Biasanya korban akan dengan cepat memberi uang kepada pelaku bullying agar korban bullying tidak mendapat kekerasan fisik dari si pelaku bullying.

 

 Sumber: smadwiwarna.sch.id


Kesepakatan Kelas, Pengertian, Tujuan dan Contohnya untuk SD Sedrajat

Kesepakat kelas tidak hanya tentang mematuhi peraturan, tetapi juga membentuk nilai-nilai, membangun norma-norma yang positif bersama, dan memastikan setiap individu merasa dihargai dan didukung dalam proses pembelajaran.

 

 

 

Melalui kesepakatan kelas, peserta didik belajar tentang tanggung jawab, kerja sama, dan menghormati terutama dengan orang lain, bisa dengan guru, teman, dan masyarakat. Ini juga memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk merasa memiliki bersama pengelolaan dan pembelajaran di sekolah.

 

 

Kunci untuk membuat kesepakatan kelas yang sukses adalah kolaborasi antara guru dan peserta didik-yang berarti melakukan percakapan terbuka tentang semua aspek, mulai dari harapan, peraturan dan konsekuensi hingga nilai-nilai seperti rasa hormat, kerja sama, keamanan, dan komunikasi yang baik. 

 

 

1.       Apa itu Kesepakatan Kelas

 

Kesepakatan kelas adalah pernyataan dengan tujuan bersama perilaku antara peserta didik dan guru dalam lingkungan kelas. Kesepakatan ini menetapkan harapan untuk semua orang di kelas dan mendorong rasa saling menghormati, kerja sama, dan keamanan.

 

 

2.       Manfaat Memiliki Kesepakatan Kelas

 

Manfaat adanya kesepakatan kelas adalah untuk menetapkan standar perilaku kelas yang diharapkan. Selain itu, ketika guru dan peserta didik memahami dan menyetujui batasan batasan perilaku dan besarnya harapan, maka akan tercipta dasar yang kuat untuk pembelajaran yang efektif.

 

Berikut manfaat dari adanya kesepakatan Kelas:

·         Membantu menciptakan suasana saling menghormati di dalam kelas.

·         Mendorong hubungan yang positif antara guru dan peserta didik.

·  Membantu mencegah kebingungan dan kesalahpahaman dengan menguraikan aturan dan harapan yang diikuti oleh semua orang.

 

 

3.       Tujuan Kesepakatan Kelas

 

Kesepakatan kelas penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan produktif. kesepakatan ini memberikan panduan bagi guru dan peserta didik tentang perilaku yang dapat diterima, berfungsi sebagai pengingat akan harapan, dan membantu memastikan rasa hormat satu sama lain.

 

Tujuan dari kesepakatan kelas adalah untuk:

·         Menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, saling menghormati dan kondusif

·         Meningkatkan disiplin dan keteraturan di kelas

·   Meningkatkan interaksi positif seperti komunikasi yang baik dan bekerjasama

·   Membangun rasa saling menyanyangi menghormati, serta tanggung jawab

·         Meningkatkan motivasi belajar

·         Membantu menetapkan harapan yang jelas

 

Memiliki kesepakatan kelas yang jelas dapat membuat perbedaan besar dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Kesepakatan kelas yang baik adalah kesepakatan yang saling menguntungkan antara guru dan peserta didik

 

 

Tujuan dari membuat kesepakatan kelas adalah untuk memastikan bahwa peserta didik merasa aman, dihormati, dan termotivasi untuk belajar di lingkungan yang mendorong kolaborasi dan rasa hormat untuk semua.

 

Sebagai contohnya kesepakatan kelas harus mencakup ekspektasi tentang:

 

·         Peserta didik dalam kelas tepat waktu

·         Membawa semua peralatan belajar yang dibutuhkan untuk belajar

·     Peserta didik Siap memulai pembelajaran ketika bel sekolah sudah berbunyi

·         mendengarkan secara aktif

·         berkolaborasi dengan teman sebaya dalam proyek

·         menghormati guru dan teman sebaya

·         partisipasi dalam diskusi

·         menyelesaikan tugas tepat waktu

·         mengikuti instruksi guru

 

Dengan menetapkan ekspektasi ini di awal pembelajaran, diharapkan hal ini akan menumbuhkan suasana dapat belajar secara aktif.

 

 

4.       Contoh Kesepakatan Kelas

 

Membuat kesepakatan kelas adalah bagian penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang sukses. Kesepakatan ini menetapkan aturan dasar yang akan dipatuhi oleh semua orang di kelas dan memastikan bahwa semua orang memiliki pemahaman yang sama mengenai harapan dan perilaku.

 

Berikut adalah contoh seperti apa kesepakatan kelas itu:

1.    peserta didik datang tepat waktu dan siap belajar

2. peserta didik mendengarkan guru dengan penuh perhatian dan seksama

3.   peserta didik bersikap sopan dan hormat kepada semua orang

4.   menjaga kebersihan kelas dan lingkungan sekitar

5. berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan menyelesaikan tugas sesuai waktu yang disepakati

6.   meminta bantuan jika mengalami kesulitan

 

Dengan mengikuti panduan dasar ini, guru dapat memastikan bahwa kelas mereka adalah lingkungan yang produktif dan saling menghormati di mana setiap orang dapat berprestasi.

 

 

5.       Konsekuensi adanya Kesepakatan Kelas

 

Dalam pembuatannya harus menyertakan daftar konsekuensi jika melanggar kesepakatan, sehingga setiap orang yang terlibat tahu apa yang akan terjadi jika mereka menyimpang dari aturan.

 

1. Pelanggaran tehadap kesepakatan kelas akan dikenakan sanksi seperti teguran lisan, dan catataan di buku penghubung siswa.

2.   Pelanggaran yang berulang dapat mengekibatkan konsekuensi yang lebih serius seperti pemanggilan wali murid ke sekolah

3.   dll

 

 

 

<<<KESEPAKATAN KELAS>>>